PERAYAAN PASKAH KKK 2013

PERAYAAN PASKAH KKK 2013

Sejarah Berdirinya Musik Bambu Klarinet "Metuari Maesa" Jakarta

Musik Bambu Klarinet ini terbentuk di Jakarta pada tanggal 18 Agustus 2001, dengan nama : MUSIK BAMBU KLARINET " METUARI MAESA" JAKARTA. Pendiri, Bpk. Ventje Muntu-untu, Nobby Wowor, Melky Telew, Corneles Paat (Asal Motoling, Kab. Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara.) yang begitu peduli terhadap kebudayaan Minahasa dan kecintaannya untuk melestarikan, mengembangkan dan melanjutkan seni budaya tradisional khususnya Musik Bambu Minahasa.

Musik Bambu Klarinet "METUARI MAESA" telah memainkan perannya dalam berbagai kegiatan baik di tingkat daerah maupun di tingkat Nasional. Sebut saja, kegiatan dalam acara Perkumpulan Roong & Taranak Kerukunan Keluarga Kawanua (KKK), Acara Pernikahan, Acara Hari Ulang Tahun, Ibadah Paskah & Natal (Gerejawi), Pawai Budaya, Pameran, dll.

Dan, pada tanggal 17 Agustus 2004 Musik Bambu Klarinet "METUARI MAESA" mendapat kesempatan tampil pada peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Istana Negara.

Saat ini, Musik Bambu Klarinet "METUARI MAESA" Jakarta dipimpin oleh Nobby Wowor dengan Manager Jabes Paat.

PLAKAT :

Jadwal Latihan :
Hari / Tgl : kamis jam 17.00 Wib - Selesai
Tempat : WISMA LOLOMBULAN Jl. Ganggeng V No. 6 Rt 008/ Rw. 01 Kel. Sungai Bambu Kec. Tanjung Priuk. Jakarta Utara 14330

Senin, 23 Juni 2008

Musik Bambu "Metuari Maesa" tampil dalam Peringatan Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka.

http://www2.kompas.com/kompas-cetak/0408/18/utama/1212022.htm

Jakarta, Kompas - Seperti tahun-tahun sebelumnya, upacara peringatan Hari Kemerdekaan Ke-59 Republik Indonesia di Istana Merdeka berlangsung khidmat. Sementara itu, peringatan Agustusan di sejumlah tempat di Jakarta tampak meriah dan dalam suasana gembira, Selasa (17/8).
Peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di halaman depan Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Upacara ditandai bunyi sirene dan dentuman meriam sebanyak 17 kali selama beberapa menit. Kemudian disusul pembacaan naskah proklamasi yang dilakukan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Amien Rais.
Setelah itu Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) mengibarkan duplikat bendera Sang Saka yang pernah dikibarkan pada proklamasi kemerdekaan RI tahun 1945. Pengibaran bendera ini diiringi lagu Indonesia Raya yang diciptakan WR Supratman. Acara- acara penting lain yang setiap tahun diadakan secara rutin ini antara lain adalah mengheningkan cipta yang dipimpin inspektur upacara Presiden Megawati Soekarnoputri, disusul dengan dikumandangkannya lagu-lagu kemerdekaan oleh sekitar 540 anak-anak dari seluruh Indonesia.
Paduan suara anak-anak dari seluruh Indonesia yang mengenakan berbagai pakaian daerah itu dipimpin oleh Addie MS (didampingi Djoko Sarwoko) dan diiringi musik Orkestra Gita Bahana Nusantara. Komandan upacara kali ini adalah Kolonel (Mar) Tory S Dubiantoro.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Akbar Tandjung, duta besar dari negara-negara sahabat, menteri kabinet, mantan menteri, tokoh-tokoh partai, mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, anggota MPR/DPR, dan tokoh masyarakat. Tampak pula Ilham Habibie, anak mantan Presiden BJ Habibie.
Musik bambu
Pergelaran musik bambu Matuari Maesa yang dipimpin Ny Ansye Eman, pendiri Lembaga Kebudayaan Sulawesi Utara, juga mewarnai peringatan Hari Kemerdekaan RI di Istana Merdeka.
Penampilan musik bambu itu, menurut panitia penyelenggara, merupakan yang pertama kali dalam sejarah peringatan detik- detik proklamasi kemerdekaan di istana.
"Baru kali ini dalam sejarah di istana ada musik bambu," ujar Ny Ansye Eman, dari Cideng Barat, Jakarta Pusat.
Di pintu masuk untuk para tamu VIP ditampilkan pergelaran musik gamelan campursari Cokrokawedar dari Kulonprogo, Yogyakarta. Musik gamelan yang cukup memikat para tamu itu antara lain menampilkan para sinden seperti Lilis K, Rini A, Basuki, dan Sudjendro (pemimpin kelompok). Ketika para tamu VIP berdatangan, kelompok gamelan tersebut melantunkan tembang asmaradana.
Sore harinya dilangsungkan upacara penurunan Sang Saka yang juga dipimpin Presiden Megawati. Sebelum upacara penurunan bendera, Presiden Megawati dan para pejabat tinggi negara makan siang bersama para veteran, para warakawuri, tokoh-tokoh perintis kemerdekaan, serta para janda pahlawan negara dan bangsa.
Malam harinya Presiden mengadakan jamuan makan untuk para undangan yang terdiri dari pejabat tinggi negara dan duta besar negara-negara sahabat.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini peringatan hari kemerdekaan dilangsungkan secara sangat sederhana. Tidak ada lagi makanan yang disediakan di meja-meja yang ditaruh di halaman istana...

Minggu, 15 Juni 2008

Alternatif Pariwisata Sulawesi Utara

Alternatif Pariwisata Sulawesi Utara
Oleh : Fredy Tewu 03-Mei-2008, 02:02:20 WIB - [www.kabarindonesia.com]
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=15&dn=20080502174042

"Zamrud yang Belum Tergarap" KabarIndonesia - Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki keindahan alam yang tidak kalah dengan daerah lain di Tanah Air. Dan keindahan alam Sulawesi Utara sudah dibuktikan oleh kedatangan turis mancanegara. Kekaguman tidak bisa ditutupi dari wajah para turis ketika saat berada di tempat wisata yang ada di Sulawesi Utara. Bahkan saat ditanya kesan mereka tentang obyek wisata Sulawesi Utara umumnya terkagum-kagum akan berbagai lokasi wisata di daerah penghasil kelapa, cengkih, pala yang terkenal dengan sebutan daerah Nyiur Melambai. Beberapa obyek wisata seperti Taman Laut Bunaken, Tangkoko, Gunung Klabat, Danau Tondano sebetulnya hanya sebagian kecil dari lokasi wisata yang ada di Sulawesi Utara. Sebut saja keindahan dan kesejukan suasana air di Danau Tondok dan Danau Moat di Modoinding perbatasan Minahasa-Selatan dan Bolangmongondow, gunung Ambang penghasil belerang yang memesona dengan pemandangan indahnya hamparan hijau areal pertanian Holtikultura Modoinding. Hutan tropis di Bolangmongondow dan masih banyak lagi keindahan panorama laut, gunung, hutan, danau dan lain sebagainya. Perkebunan Holtikulutura Modoinding yang begitu luas dengan suhu dingin yang menyejukkan sangat menarik ketika para turis yang berwisata agro bisa berjalan-jalan sambil bertegur sapa dengan para petani warga Modoinding yang sangat ramah dan welcome. Umumnya warga masyarakat di Modoinding adalah pekerja, bahkan bisa dikatakan pekerja keras dan mempunyai target hasil terbaik. Hal ini merupakan potensi yang bisa menjadi suatu obyek menarik sebagai kelompok masyarakat yang perlu dijadikan contoh oleh petani-petani di Nusantara.Di bidang wisata kultur dan budaya juga tidak kalah potensial. Sejumlah tarian perang berbagai versi seperti tari Cakalele atau masyarakat Minahasa menyebutnya juga tari Kabasaran, tari Maengket, tari Masamper, sejumlah permainan musik dengan beragam alat seperti Kolintang, musik bambu, musik Bia dan sebagainya. Semuanya memiliki cerita dan kekhasan sendiri-sendiri. Ada juga budaya masyarakat Minahasa yang sangat unik untuk dijadikan obyek wisata budaya yakni acara tahunan "Pengucapan syukur". Acara yang sering disebut Tulude ini memiliki nilai sejarah yang berasal dari sejarah nenek moyang masyarakat Minahasa, Sanger, dan Bolangmongondow, dimana mereka banyak memiliki aktifitas di bidang pertanian, pengrajin-pengrajin dan nelayan dimasa lalu. Setelah memetik hasil panen dari berbagai usaha masing-masing penduduk, diadakanlah Tulude sebagai rasa syukur atas kepada Tuhan YME.Wisata kuliner memiliki potensi yang unik. Sebut saja sajian Bubur Manado (orang Manado menamainya Tinutuan). Umumnya, dimakan untuk sarapan. Juga ada nasija (nasi jahe) yang banyak menggunakan bumbu bawang, jahe dan santan kelapa sehingga memiliki rasa yang khas dibandingkan dengan nasi jahe di luar Sulawesi Utara. Kue ini sangat nikmat jika dimakan sambil disertai teh manis hangat.Permasalahan transportasi, komunikasi bukan lagi menjadi hambatan daerah seperti Sulawesi Utara. Telah tersedia fasilitas dan sarana/prasarana yang diperlukan bagi keperluan berwisata ke berbagai daerah di sana.Jalan-jalan sangat bagus, saran telekomunikasi sudah sampai di pelosok-pelosok Sulawesi Utara, faktor keamanahpun sudah bagus. Demikian pula kesiapan masyarakat sudah mulai menyadari akan penting dan dampak positif bagi kunjungan para turis di Sulawesi Utara.Namun, rasannya sejumlah kekayaan itu belum ditangani secara profesional dan masih banyak tempat menarik maupun kegiatan, tradisi masyarakat Sulawesi Utara yang belum terpublikasi dengan memadai. Apabila berbagai potensi wisata ini dikemas dengan menarik, maka hal tersebut seharusnya menjadi sumber pendapatan daerah yang secara langsung dirasakan masyarakat sehingga sumber daya manusia di Sulawesi Utara akan lebih meningkat.Kegiatan atau event-event penunjang dunia kepariwisataan dan investasi daerah yang telah atau masih dalam tahap perencanaan seharusnya disikapi dengan bijak dan didukung oleh seluruh elemen masyarakat Sulawesi Utara secara positif. Seperti SULUT EXPO, World Ocean Conference,Tournament of Flowers, Festival Figura, Festival Bunaken, Festival Danau Tondano, dan Festival Tulude, hendaknya masing-masing Tou (orang - red) Kawanua bergandengan tangan agar supaya cita-cita memperkenalkan dunia Pariwisata Sulawesi Utara di mata Internasional dapat terwujud. Entah siapa yang akan memulai ini semua, yang pasti Sulawesi Utara mulai dilirik oleh para turis lokal maupun internasional. Mereka (para turis) sadar bahwa ternyata di Indonesia bukan hanya Bali, Danau Toba, atau Bunaken saja yang menarik di Indonesia. Bahwa ternyata potensi pariwisata Sulawesi Utara memiliki eksotisme alam, sejarah, kultur dan budaya yang patut dinikmati sebagai obyek wisata andalan turis lokal maupun turis mancanegara dimasa yang akan datang.Tentu harapan kita kedepan, pemerintah Sulawesi Utara, Pelaku-pelaku wisata, investor pariwisata, dan masyarakat tempatan terus giat membangun kebersamaan guna menanti banjirnya para turis-turis itu.Blog: http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.comAlamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindonesia.comBerita besar hari ini...!!! Kunjungi segera: www.kabarindonesia.com

Festival Musik Bambu dengan 2.155 PemusikMANADO -- Sebanyak 2.155 pemusik

Selasa, 10 September 2002

Festival Musik Bambu dengan 2.155 PemusikMANADO -- Sebanyak 2.155 pemusik memecahkan rekor dunia dalam festival kolosal musik bambu 2002 di Stadion Klabat Manado, Sulawesi Utara, 7 September. "Saya berani mengklaim rekor ini bukan hanya nasional tapi dunia," kata Ketua Museum Rekor Indonesia, Jaya Suprana, di sela-sela berlangsungnya festival itu. Di dunia ini, kata Jaya, belum pernah ada pemain musik bambu yang melebihi 2.000 orang, kecuali di Manado. "Setelah mengamati dan meneliti, dengan resmi dinyatakan festival musik bambu diakui Museum Rekor Indonesia," ujarnya. Museum rekor itu menimbang tiga kriteria dalam memutuskannya yakni yang paling, yang pertama dan unik. Bagi masyarakat Minahasa, bambu sejak zaman dulu telah digunakan sebagai sumber bunyi-bunyian. Alat bunyi ini dinamakan tatengkoren. Musik bambu klarinet, perpaduan antara bambu dan logam, baru berkembang di tanah Minahasa pada 1859. Mulanya, komponen musik dengan bahan logam merupakan peninggalan penjajah. Alat musik logam yang sederhana itu lalu dikombinasikan dengan bambu yang banyak tumbuh di sana. Paduan logam kuningan dan bambu menghasilkan alat piccolo (suling kecil), suling besar, korno, tuba, over tone, contra bass, dan bass drum empat dawai. Karena peralatan ini sederhana, lagu-lagu yang dimainkan kebanyakan dengan nada dasar C (Koran Tempo, 14 Desember 2001). Ketua Persatuan Musik Bambu Klarinet Ny. Sus Sualang-Pangemanan mengatakan musik bambu telah melalui sejarah yang panjang dalam perkembangannya. Biasanya alat musik ini dimainkan 50 orang. "Normalnya satu tumpukan (kelompok) 50 orang. Kegiatan secara kolosal seperti ini baru pertama kali dilakukan," kata Sus. Menurut Sus, saat ini di Sulawesi Utara terdapat 90 kelompok dengan jumlah pemusik sekitar 5.000 orang. Tidak hadirnya kelompok musik bambu yang lain karena terbentur masalah angkutan. Meski tidak semua pemusik dapat didatangkan, kegiatan festival ini diharapkan dapat mendorong kesenian di daerah lainnya seperti Sangir, Talaud dan Bolaang Mongondow. Kegiatan ini diawali dengan pawai parade sejauh 2 kilometer dari Markas Kepolisian Daerah Sulawesi Utara ke Stadion Klabat. Para pemusik ini lalu menempati tribun timur. Sedangkan penonton berada di tribun utama di barat, selatan, dan utara atau duduk di lapangan. Menjelang malam festival ini dimulai dengan doa dengan iringan musik bambu klarinet ini dalam bentuk nyanyian Opo Wana Natas. Selain pemusik, tampak pula penari Minahasa yang membawakan tarian cakalele. Dalam festival, pemain musik dipandu seorang dirigen. Lagu-lagu yang dibawakan ada yang berirama mars, rege, rumba dan lagu rohani. Pertama dipentaskan lagu mars Minahasa dan Maju Tak Gentar dengan dirigen Ny Sus. Dilanjutkan dengan lagu My Way, Bambu Runcing, Rayuan Pulau Kelapa dan Luri Wisako. Selain itu ada pula Hungkuano, Serikat Persaudaraan, Hidup Rukun dan Damai, Sajojo dan Poco Poco. Sebagai bintang tamu, Jaya Suparana juga diminta sebagai dirigen untuk membawakan lagu Indonesia Pusaka. Panitia pelaksana tigaMUDA production Allan E Sarajar mengatakan festival musik bambu dengan peserta terbanyak ini untuk mengangkat kebudayaan di Sulut, khususnya di Minahasa. Menurut brand manager Dji Sam Soe-HM Sampoerna, Rusni Kartina, musik bambu ini perlu terus dilestarikan dan dikembangkan agar budaya lokal yang berkualitas ini bisa menjadi budaya nasional. Sementara itu, Sekretaris Provinsi Sulawesi Utara Johanis Kaloh mengharapkan dengan kegiatan festival, nantinya musik bambu bukan cuma dikenal di tingkat lokal, tapi juga internasional. Saat festival berlangsung, tak hanya warga Manado yang tertarik datang. Beberapa warga asing tampak duduk di tribun utama. Seorang warga Belanda Prof. Arisz ingin menyaksikan festival karena tertarik dengan kebudayaan Minahasa. "Peristiwa ini sangat tipikal untuk musik Minahasa," kata Arisz.
http://www.korantempo.com/news/2002/9/10/Budaya/3.html

Jumat, 13 Juni 2008

1.500 Pemusik Bambu Klarinet Semarakkan Haul Bung Karno

1.500 Pemusik Bambu Klarinet Semarakkan Haul Bung KarnoManado, Kompas
Sebanyak 1.500 pemusik bambu klarinet Minahasa gabungan 26 grup musik, Kamis (31/5) dengan KM Ceremai bertolak ke Jakarta untuk menyemarakkan peringatan 100 Tahun Haul Bung Karno pada 6 Juni mendatang.
Ketua Umum Persatuan Musik Bambu Klarinet (PMBK) Minahasa (Sulawesi Utara) Ny Zus Sualang Pengamanan yang juga istri Wakil Gubernur Sulut Freddy Sualang mengatakan, musik bambu klarinet Minahasa sebetulnya sudah tiga kali memperoleh kesempatan tampil di pentas nasional.
Pertama, sebanyak 80 pemusik tampil di pentas Kongres PDI-P Semarang, kedua 200 pemusik pada HUT PDI-P di Jakarta. Dan ketiga sebanyak 500 pemusik tampil pada kampanye damai belum lama ini yang diselenggarakan tokoh-tokoh Minahasa di Jakarta.
"Puncaknya pada Haul Bung Karno, 6 Juni mendatang di Gelora Bung Karno yang sekaligus menampilkan 1.500 pemusik. Mereka akan tampil serentak, massal dalam sebuah konser musik bambu," ujar Ny Zus.
Selain lagu-lagu perjuangan nasional, daerah, serta berbagai lagu pop, Musik Bambu Klarinet Massal Minahasa yang menampilkan konduktor Perry Rumengan juga sekaligus akan memperlihatkan kebolehannya membawakan lagu-lagu klasik, lagu-lagu abadi. Ikut menjadi konduktor Ny Zus Sualang Pengamanan.
Meydi Uguy, pimpinan rombongan sebelum bertolak ke Jakarta menjelaskan, pada puncak acara Haul Bung Karno, Tim Pemusik Sulut memperoleh waktu 10 menit menyampaikan tiga lagu, masing-masing Indonesia Tanah Airku, Mars Minahasa dan Maju Tak Gentar.
Sebelum acara dimulai maupun menjelang penutupan acara puncak, Tim Sulut akan membawakan sejumlah lagu, antara lain Bangun Pemuda Pemudi, Dari Sabang Sampai Marauke, Cita-cita Negara, Bengawan Solo, Tanah Airku, Sajojo, Bujang Jempo, Ampar-ampar Pisang.
"Sebelum kembali ke Manado tanggal 10 Juni mendatang, warga Sulut ataupun non Sulut diberikan kesempatan memanfaatkan tim musik tersebut," ujar Uguy. (fr)

Jumat, 06 Juni 2008

Musik Bambu Klarinet "Metuari Maesa" Jakarta

Bagi Warga Kawanua yang berdomisili di Jabodetabek yang membutuhkan Musik Tradisional Minahasa Khususnya Musik Bambu Klarinet, Silahkan menghubungi Pengurus Musik Bambu Klarinet " Metuari Maesa " Jakarta. ( Nobby : Hp. 0813.99514633 ) Email : metuari_maesa@yahoo.co.id

Musik Bambu Minahasa Selatan

Musik bambu adalah musik tradisional dari Minahasa satu regu terdiri 30 - 40 orang bahkan ada yang lebih. Musik bambu dari Minahasa juga sudah sangat terkenal di Indonesia.
Musik Bambu mulanya hanya terdiri dari satu instrumen yang terbuat dari bambu kemudian dipadukan dengan alat dari bahan lain tembaga dan vernekel sehingga menjadi Musik Bambu klarinet seperti yang dikenal pada saat ini. Musik Bambu dapat memainkan jenis lagu misalnya: Mars, Waltz, Tango,Cha Cha dan lainnya.

Sejarah Musik Bambu Minahasa

Alat musik bambu minahasa purba berbentuk tiga ruas bambu dengan panjang yang berbeda sekitar 8 cm yang di ikat menjadi satu. Alat musik ini terbuat dari Bulu Tui ( Bambu Kecil ) yang menghasilkan 3 jenis nada yang gunanya untuk memanggil burung Manguni di malam hari yang di sebut sori. Kemudian berkembang menjadi Suling Bambu dengan jumlah not dari 3 sampai 5 not dengan satu lobang untuk meniup, tapi letak lobang tidak beraturan sehingga suling ini hanya di pergunakan oleh para petani yang menjaga ladang yang letaknya jauh dari kampung.

Musik Bambu mulai banyak dimainkan oleh masyarakat kristen protestan pertama yaitu sekitar tahun 1789 yaitu masyarakat Borgo yang ditempatkan di Manado, Tanawangko, Belang, Kema, Likupang dan Amurang.

Dengan demikian Musik Bambu terbentuk pertama kali tahun 1840-an yang berbentuk Orkes Musik Suling, kemudian terpengaruh dengan dengan musik corps militer Belanda. Pada tahun 1870 meniup suling bambu menjadi salah satu mata pelajaran sol-mi-sa-si untuk belajar lagu-lagu Gereja. Sehingga setelah tahun 1900 sudah ada alat musik musik bambu yang berfungsi sebagai Bass dan Tuba (Piston) yang dikenal dengan nama Musik Bambu Melulu.

Pada tahun 1950-an selain suling kecil, suling sedang, korno, tuba, oferton (trombon), bass, tambur, Snar (gendrang ), simbal, kapuraca kemudian ditambah lagi Klarinet dan Saxophon dari bambu buatan sendiri. Pada akhirnya Musik Bambu berkembang menjadi salah satu tradisional bergengsi yaitu dengan mengiringi lagu untuk menghormati Tamu Agung, Perkawinan, Upacara Adat dan Upacara lainnya.

Pada Tahun 1970-an bahan baku dari perlatan musik bambu seperti Klarinet, Saxophon, Tuba, Oferton, bass di ganti dari seng aluminium dengan bahan kuningan dan dikenal pada saat ini dengan nama Musik Bambu Seng Klarinet (MBSK).

Karena bahan kuningan cepat menjadi buram terkena keringat manusia, maka di cari bahan logam lain supaya alat musik tiup nampak selalu bercahaya tanpa selalu harus digosok dan di bersihkan. lalu kemudian pada tahun 1990 pilihan lembaran logam itu adalah besi putih ‘Steinles Steel’ warna perak berkilau, lebih kuat dari kuningan tapi agak sulit dibentuk.

Cara memainkan alat musik bambu sama dengan memainkan alat musik "Marching Band" korps musik angkatan bersenjata dan kepolisian. Oleh karna itu pada parade angkatan bersenjata Republik Indonesia yang umumnya terdiri dari para Laskar Rakyat tahun 1945 di lapangan IKADA Jakarta, ketika angkatan bersenjata R.I. belum punya korps musik, di gunakan Orkes Musik bambu pemadam kebakaran cideng Jakarta yang terdiri dari para putra Kawanua Secara tradisi di Minahasa, semua kelompok orkes Musik bamboo memiliki "Vandel" yang bertuliskan indentitas nama kelompok musik bambu dan asal desa atau kampung.

Jumlah pemain dalam satu Group ( Tumpukan ) adalah sekitar 30-60 orang pemain yang dipimpin oleh Pemimpin Musik Bambu disebut Tukang Palu (Konduktor).
Komposisi pemain terdiri dari :
● Tukang Palu ( Konduktor)
● Pemain depan Terdiri dari : Suling Kecil, Suling Sedang, Klarinet dan Saxophon
● Pemain tengah yaitu Pemain Korno terdiri dari Korno C (do), Korno D (re), Korno E (mi), Korno G (sol), Korno A (la) Korno B (si) Korno C" ( do tinggi ).
● Pemain Belakang terdiri dari : Tuba, Oferton, kapuraca, Bass, Tambur, snar, dan simbal.

Musik Bambu hanya dapat memainkan lagu dalam 1 (satu) tangga nada, misalnya kunci "C" ( C=1=do) atau kunci "D" (D=1=do). tapi karena musik bambu Minahasa bertangga nada Diatonis maka musik inipun bisa memainkan segala jenis lagu seperti Lagu Tradisional Daerah, Lagu Gerejani, Lagu perjuangan, lll. Musik Bambu juga dapat memainkan jenis lagu misalnya: Mars, Waltz, Tango, Rumba, Cha Cha dan lainnya.
Musik Bambu ini juga dapat mengiringi dansa dalam acara pesta atau yang dikenal dengan Polines.



@Nobby Wowor


Musik Bambu Melulu

Musik Bambu Melulu

Musik Bambu Klarinet Asli dari Bambu

Musik Bambu Klarinet Asli dari Bambu

Musik Bambu Seng Klarinet Dibuat dari Bambu dan Kuningan ( Seng )

Musik Bambu Seng Klarinet Dibuat dari Bambu dan Kuningan ( Seng )

Musik Bambu Seng Klarinet Di buat dari Bambu dan Besi Putih (Vernekel)

Musik Bambu Seng Klarinet Di buat dari Bambu dan Besi Putih (Vernekel)

REKOR MURI

REKOR MURI
Dalam rangka Festival Seni Budaya Sulawesi, Panitia Festival Seni Budaya Sulawesi Utara bekerjasama dengan Bp. Benny J. Mamoto, RM Luntungan (Bupati), Pemerintah Kabupaten Minahasa Selatan dan Management Megamas berhasil membuat Terompet Terbesar, Salah satu alat Musik Bambu Seng Klarinet ( Bass ) dengan ukuran panjang 32 meter, Diameter 5,20 meter dan Keliling Lingkaran 6,80 meter. Terompet tsb dikerjakan oleh 16 orang selama 30 hari. Adapun acara penyerahan sertifikat MURI berlangsung di Grand Candi Hotel Semarang pada tanggal 30 Januari 2007 oleh Bp. Jaya Suprana

Kegiatan-Kegiatan "Metuari Maesa" Jakarta

20 Oktober 2012.

Pesta Penikahan di BELLAGIO MALL JAKARTA, Mega Kuningan.

14 Juli 2012

Pesta Penikahan JCC, senayan.

25 Fabruari 2012

Pesta Penikahan di Ged. Balai Sudirman, Jakarta.

12 Desember 2011

Ibadah Natal & Kunci Tahun IKK Minsel di Panti Perwira AL, Kwitang. Jakpus

6 Desember 2012.

Acara Prosesi Adat dan Pementasan Seni Budaya Minahasa Di Universitas Indonesia (UI)

20 Agustus 2011

Ucapan Syukur Persekutuan Kaum Ibu GPIB di Ged. Graha Jala Puspita, Gatot Soebroto.

23 Juli 2011

Pentas HUT PKB di GPIB Menara Imam, Duren Sawit. Jakarta Timur

25 Februari 2011

Pesta Penikahan di Ged. Bidakara. Gatot Subroto

26 November 2010

Undangan dari Ikatan Kerukunan Minahasa Selatan di Hotel Grand Cempaka .

27 Juni 2010

Ikut serta dalam pawai Jakarta Carnaval 2010 dalam rangka HUT DKI JAKARTA, mewakili musik tradisional Sulawesi Utara.

8 Mei 2010

Pentas Undangan Pesta Pernikahan di Bangket Pantai Mutiara Pluit.

24 April 2010

Pentas Undangan Pesta Pernikahan di Ged. Balai Kartini

27 Februari 2010

Pentas Undangan Pesta Pernikahan di BALLROOM Ged. PEGADAIAN. Jakpus

13 Maret 2010

Pentas Undangan Pesta Penikahan di BALAI SUDIRMAN.

22 Februari 2010

Pentas di JCC

31 Januari 2010

Pentas Undangan Perayaan Natal & Tahun Baru Rukun Lolombulan Motoling, di Kampus ASMI Ungu.

23 Januari 2010

Pentas Undangan Perayaan Natal & Tahun Baru Rukun Tompaso Baru di Balai Pertemuan POLDA (KOMDAK)

8 November 2009

Pentas Undangan Pernikahan di BALAI PUSTAKA, Jakarta Pusat

10 Oktober 2009

Pentas Undangan Pesta Pernikahan di BOGOR

11 Agustus 2009

Pagelaran Budaya di MALL TAMAN ANGGREK

6 Juni 2009

Pentas Undangan Pernikahan di Gelanggang Remaja Jakarta Utara.

13 Mei 2009

Undangan HUT, di Hotel Kartika Chandra. Gatot Subroto.

12 Oktober 2008
Pentas dalam Rangka HUT ke 32 dan Pemilihan Pengurus Petuarian Lolombulan Motoling an Jakarta (PLMJ).
26 Juli 2008
Pentas di Ged. Balai Sudirman, Undangan Pesta Nikah.

7 Juni 2008
Pentas di Ged. Angkasa Pura-Kemayoran, Undangan Pesta Nikah.

26 April 2008
Pawai Paskah Nasional 2008 di Museum Fatahilah-Monas

12 April 2008
Pentas di Ged. Plasa Bapindo, Undangan Pesta Nikah.

5 April 2008
Pentas Perayaan Paskah Ikatan Keluarga Kawanua Minahasa Selatan (IK2MS) di Ged. Panin Bank Sudirman.

26 Januari 2008
Pentas Natal & Kunci Taon Perkumpulan Petuarian Lolombulan Motoling An Jakarta di Ged. ASMI Pulomas.

5 Januari 2008
Pentas Musik di Ged. Lemhanas, Undangan Pernikahan anak dari Bup. Minahasa Selatan ( RML. Luntungan ).

1-5 September 2007
Pentas Kesenian dalam rangka Sulut-Expo 2007 di Gedung Semanggi Expo-Sudirman.

19 Agustus 2007
Pawai Musik Bambu Budaya Nusantara mewakili Sulawesi Utara, dalam rangka Peringatan HUT RI ke 62 di Istana Merdeka.

18 Agustus 2007
Festival Musik Bambu Nusantara yang di gelar di Jakarta International Expo (JI-Expo), mewakili Sulawesi Utara.

11 Juli -15 Juli 2007
Pentas Kesenian Pekan Produk Budaya Indonesia di Jakarta Convention Center (dibuka oleh Presiden SBY) mewakili Propensi Sulawesi Utara.

7 Juli 2007.
Pentas di Gedung Manggala Wanabakti, Undangan Pesta Nikah.

28 April 2007
Pentas di gedung STC- Gatot Subroto, undangan Pesta Nikah ( Malam )

28 April 2007
Pawai Budaya dan Pujian dalam rangkaian Paskah Nasional 2007, di depan Balai Kota DKI Jakarta – Monas ( Pagi )
31 Agustus – 4 September 2006.
Pentas Kesenian dalam rangka Sulut-Expo di Gedung Semanggi Expo-Sudirman.

22 April 2006
Pawai Paskah Nasional 2006, Kelapa Gading - Pacuan kuda Pulomas

02 Februari 2006
Pestas di Restorant Paranom, Udangan Pesta Nikah.

12 November 2005
Pentas Kesenian dalam acara lomba Maengket tingkat Nasional di Sport Mall Kelapa Gading.

16 April 2005
Pawai Iman, Budaya dan Kerukunan Umat dalam rangkaian Paskah Nasional 2005 di Bundaran HI – Monas

17 Agustus 2004
Pentas Kesenian detik-detik Proklamasi kemerdekaan RI ke 59 di Istana Merdeka.

28 Januari 2003
Pentas Musik acara Kunci Taon dengan warga Kawanua di Bali.

Desember 2002
Pentas dalam acara Natal 2002 dan Tahun Baru 2003 Pemuda Kawanua di Ged. Balai Pustaka Jakarta.

Januari 2002
Pentas dalam acara Natal 2001 & Tahun Baru 2002 dengan Kawanua Bogor.

Desember 2001
Pentas Musik dalam acara perayaan Natal dengan MABES HANKAM di Cilangkap.

Agustus 2001
Pentas Kesenian di Taman Ismail Marzuki.

19 Mei 2001
Pentas Kesenian dalam rangka perayaan Paskah Minsel di Gedung Balai Sudirman.


(Note : Masih banyak kegiatan pentas yang belum termuat.)

Pada saat detik-detik Proklamasi memperingati Kemerdekaan RI ke 59 di Istana Merdeka, Jakarta.

Kunci Taon dengan Kawanua di Bali

Photobucket - Video and Image Hosting